10 Trik Jitu Biar Gak Ketipu Hoax di Dunia Maya

Era sekarang, kita semua pastinya suka banget main media sosial. Bisa update berita terbaru, bisa lihat foto-foto keren, bisa chat sama teman-teman, bisa nonton video lucu, bisa bikin konten yang menarik, dan masih banyak lagi deh. Media sosial emang seru banget sih, tapi jangan sampai kita terjebak sama hoax yang banyak beredar di sana, ya.

Hoax itu apa sih? Hoax itu adalah informasi palsu yang disebarkan dengan tujuan tertentu, misalnya untuk menipu, menghasut, atau merusak reputasi seseorang atau kelompok. Hoax bisa berupa teks, gambar, audio, video, atau gabungan dari semuanya. Hoax bisa berbahaya banget lho, karena bisa mempengaruhi pikiran, perasaan, dan tindakan pada diri kita. Hoax bisa bikin kita salah paham, marah, takut, benci, atau bahkan melakukan hal-hal yang tidak baik. Hoax juga bisa merusak kepercayaan dan kerukunan antara sesama.

Makanya, penting banget buat kita nih supaya kenal dan hindarin hoax yang ada di media sosial. Ini ada 10 cara yang bisa kita lakuin:

  1. Jangan mudah percaya sama judul atau thumbnail yang sensasional
    Kadang-kadang, judul atau thumbnail itu dibuat dengan cara yang menarik perhatian, tapi tidak sesuai dengan isi sebenarnya. Misalnya, judulnya bilang "Artis A Ketahuan Selingkuh dengan Artis B", tapi pas dibuka isinya cuma foto-foto lama yang diedit. Ini namanya clickbait, yaitu teknik untuk menarik klik dari pembaca dengan cara yang menyesatkan. Jadi, jangan langsung klik atau share ya, tapi baca dulu isi beritanya sampai selesai.

  2. Cek sumber informasinya
    Ini penting banget nih, karena sumber informasi bisa menentukan kredibilitas atau kepercayaan dari informasi itu sendiri. Sumber informasi yang baik biasanya berasal dari lembaga resmi, media massa terkenal, ahli di bidangnya, atau saksi mata yang terpercaya. Sumber informasi yang buruk biasanya berasal dari akun anonim, media abal-abal, orang yang tidak berkompeten, atau orang yang punya kepentingan tertentu. Jadi, cek dulu sumber informasinya ya, jangan asal percaya.

  3. Bandingkan dengan sumber lain
    Ini juga penting nih, karena bisa membantu kita memastikan kebenaran dari informasi yang kita terima. Caranya, kita bisa mencari informasi yang sama atau serupa dari sumber lain yang berbeda. Misalnya, kita dapat berita dari media sosial bahwa ada gempa bumi di suatu daerah. Kita bisa cek di situs BMKG, media massa, atau akun resmi pemerintah, apakah ada informasi yang sama atau tidak. Jika ada, berarti informasi itu kemungkinan besar benar. Jika tidak ada, berarti informasi itu kemungkinan besar hoax.

  4. Perhatikan tanggal dan konteksnya
    Ini juga penting nih, karena bisa membantu kita menghindari informasi yang kadaluarsa atau tidak relevan. Kadang-kadang, ada informasi yang sudah lama atau sudah tidak berlaku, tapi masih disebarkan di media sosial. Misalnya, ada berita tentang diskon tiket pesawat yang cuma berlaku sampai tahun lalu, tapi masih ada yang share di tahun ini. Atau ada berita tentang kecelakaan yang terjadi di suatu tempat, tapi ternyata itu kejadian lama yang sudah diselesaikan. Jadi, perhatikan dulu tanggal dan konteksnya ya, jangan sampai kita ketinggalan zaman.

  5. Gunakan logika dan akal sehat
    Ini juga penting nih, karena bisa membantu kita menilai informasi yang masuk akal atau tidak. Kadang-kadang, ada informasi yang terlalu aneh, tidak masuk logika, atau bertentangan dengan fakta yang sudah diketahui. Misalnya, ada berita yang bilang bahwa ada hewan-hewan yang bisa berbicara, ada orang yang bisa terbang, atau ada planet lain yang bisa dihuni. Ini namanya hoax fantastis, yaitu hoax yang mengandung unsur-unsur khayalan atau fiksi. Jadi, gunakan logika dan akal sehat ya, jangan mudah terpesona.

  6. Cek kebenaran informasinya
    Ini juga penting nih, karena bisa membantu kita memastikan kebenaran informasi yang kita terima. Caranya, kita bisa menggunakan alat-alat yang tersedia di internet, seperti Google, Bing, atau situs-situs yang khusus menyediakan layanan pengecekan fakta. Misalnya, kita dapat berita dari media sosial bahwa ada virus baru yang lebih mematikan dari Covid-19. Kita bisa cek di Google atau Bing, apakah ada informasi yang sama atau tidak. Atau kita bisa cek di situs-situs seperti TurnBackHoax, CekFakta, atau Mafindo, yang merupakan lembaga-lembaga yang bergerak di bidang pemberantasan hoax. Jadi, cek kebenaran informasinya ya, jangan asal menebar.

  7. Jangan mudah terpengaruh oleh emosi
    Ini juga penting nih, karena bisa membantu kita mengendalikan diri dari informasi yang memicu emosi kita. Kadang-kadang, ada informasi yang sengaja dibuat untuk membangkitkan emosi kita, seperti marah, sedih, takut, atau bahagia. Misalnya, ada berita yang bilang bahwa ada orang yang menyiksa binatang, ada anak yang meninggal karena kelaparan, ada bom yang meledak di suatu tempat, atau ada artis yang menikah dengan idola kita. Ini namanya hoax emosional, yaitu hoax yang mengandung unsur-unsur emosional yang kuat. Jadi, jangan mudah terpengaruh oleh emosi ya, tapi tetap tenang dan rasional.

  8. Jangan mudah terprovokasi oleh opini
    Ini juga penting nih, karena bisa membantu kita menjaga sikap toleran dan menghargai perbedaan. Kadang-kadang, ada informasi yang sengaja dibuat untuk memprovokasi kita, seperti menyerang, menjelek-jelekkan, atau menyalahkan seseorang atau kelompok. Misalnya, ada berita yang bilang bahwa ada kelompok tertentu yang anti-Pancasila, ada orang tertentu yang korupsi, atau ada pihak tertentu yang berkhianat. Ini namanya hoax provokatif, yaitu hoax yang mengandung unsur-unsur provokasi yang negatif. Jadi, jangan mudah terprovokasi oleh opini ya, tapi tetap santun dan kritis.

  9. Jangan mudah menyebarkan informasi tanpa cek
    Ini juga penting nih, karena bisa membantu kita mencegah penyebaran hoax lebih luas. Kadang-kadang, kita merasa informasi yang kita terima itu penting, bermanfaat, atau menarik, sehingga kita ingin membagikannya ke orang lain. Tapi, sebelum kita share, kita harus cek dulu kebenarannya. Jangan sampai kita ikut-ikutan menyebarkan hoax tanpa sadar. Ingat, menyebarkan hoax itu bisa berdampak buruk bagi diri kita sendiri dan orang lain. Bisa-bisa kita kena sanksi hukum, atau malah bikin orang lain tersesat. Jadi, jangan mudah menyebarkan informasi tanpa cek ya, tapi jadi bagian dari solusi.

  10. Jadi konsumen media sosial yang cerdas
    Ini adalah poin terakhir dan terpenting nih, karena bisa membantu kita menjadi konsumen media sosial yang cerdas. Apa itu konsumen media sosial yang cerdas? Konsumen media sosial yang cerdas adalah orang yang bisa menggunakan media sosial dengan bijak, kritis, dan bertanggung jawab. Orang yang bisa membedakan mana informasi yang benar dan mana yang salah, mana yang fakta dan mana yang opini, mana yang bermanfaat dan mana yang merugikan. Orang yang bisa menghargai perbedaan, menghindari konflik, dan berkontribusi positif di media sosial. Jadi, jadi konsumen media sosial yang cerdas ya, tapi jangan lupa untuk tetap menjaga kesehatan dan keseimbangan hidup.

Itulah 10 trik yang bisa kita lakukan untuk mengenal dan menghindari hoax di media sosial. Dengan cara-cara tersebut, kita bisa menjadi pengguna media sosial yang cerdas, kritis, dan bertanggung jawab. Kita juga bisa membantu menangkal penyebaran hoax yang merugikan banyak orang. Media sosial adalah sarana yang bisa kita gunakan untuk hal-hal yang positif, seperti belajar, berbagi, berkomunikasi, dan bersosialisasi. Jangan sampai kita terjebak oleh hoax yang membuat kita terpisah dan bermusuhan. Mari kita jaga kebenaran, keadilan, dan kedamaian di media sosial.

Komentar

Copyright © 2020 Ican.